Menjelang persalinan, fokus calon ibu biasanya tertuju pada persiapan fisik: memilih rumah sakit, menyiapkan perlengkapan bayi, hingga mengatur jadwal kontrol kehamilan. Namun, ada satu hal yang sama pentingnya tetapi sering terlupakan — persiapan mental dan hubungan dengan pasangan.
Kesiapan mental akan membantu ibu menghadapi proses persalinan dengan lebih tenang, sedangkan hubungan yang solid dengan pasangan menjadi pondasi penting untuk kerja sama dalam mengasuh anak kelak.
1. Kenali dan Validasi Emosi yang Muncul
Menjelang kelahiran, wajar jika ibu merasakan campuran emosi: bahagia, cemas, bahkan takut. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, perubahan hormon menjelang persalinan dapat memengaruhi mood dan tingkat kecemasan.
Tips:
Ceritakan kekhawatiran Anda kepada pasangan atau tenaga kesehatan.
Tulis jurnal kehamilan untuk membantu memproses emosi.
2. Bangun Komunikasi yang Terbuka dengan Pasangan
Persalinan dan masa awal menjadi orang tua adalah tantangan bersama. Komunikasi yang baik dapat meminimalkan salah paham dan memperkuat dukungan emosional.
Tips:
Diskusikan peran masing-masing setelah bayi lahir.
Buat “kode” sederhana untuk memberi tahu pasangan saat membutuhkan bantuan atau waktu istirahat.
3. Bekali Diri dengan Pengetahuan tentang Persalinan dan Pascapersalinan
Pengetahuan membuat rasa takut berkurang. Mengikuti kelas persiapan persalinan, membaca buku, atau menonton video edukasi dapat membantu memahami proses yang akan dihadapi.
Manfaat:
Mengurangi kecemasan karena tahu apa yang akan terjadi.
Meningkatkan rasa percaya diri menghadapi persalinan.
4. Latihan Relaksasi dan Manajemen Stres
Teknik seperti deep breathing, meditasi, atau prenatal yoga dapat membantu ibu mengendalikan rasa sakit dan stres selama proses persalinan. Penelitian menunjukkan teknik pernapasan dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah, sehingga tubuh lebih siap menghadapi kontraksi.
5. Siapkan Dukungan Pasca Persalinan
Bukan hanya persalinan yang perlu dipersiapkan, tetapi juga periode setelahnya. Baby blues dialami sekitar 70–80% ibu baru, sementara depresi pascapersalinan dialami 1 dari 7 ibu. Dukungan pasangan, keluarga, dan tenaga profesional sangat penting untuk membantu pemulihan mental.
Persiapan mental menjelang persalinan bukan sekadar “bonus” tetapi kebutuhan. Dengan emosi yang stabil dan hubungan yang harmonis, perjalanan menjadi orang tua akan terasa lebih ringan.Siap jadi ibu dengan mental kuat? Yuk, ikuti e-learning Menjadi Ibu yang Sehat Mental dan pelajari cara menghadapi perubahan fisik, mental, hingga tips self-care untuk ibu baru. Daftar di sini, yaa!