Tahukah parents, 80% perkembangan otak anak terjadi di 3 tahun pertama kehidupannya? Masa ini dikenal sebagai “golden period”—fase emas yang menjadi pondasi penting bagi kecerdasan, kemampuan belajar, hingga emosi anak di masa depan.
Di fase ini, jutaan sambungan saraf di otak terbentuk setiap detik. Stimulasi yang tepat dapat membantu otak anak berkembang maksimal. Kabar baiknya, stimulasi tersebut bisa dilakukan dari aktivitas sederhana di rumah. Apa saja yang bisa parents lakukan? Berikut beberapa aktivitas harian yang bisa membantu tumbuh kembang otak balita secara optimal.
1. Mengajak Anak Bicara Sejak Dini
Walau bayi belum bisa merespons dengan kata-kata, ajakan bicara dari orang tua memberi dampak besar pada perkembangan bahasa dan kognitif. Ceritakan apa yang sedang kamu lakukan, ajak anak merespons, dan gunakan ekspresi wajah yang kaya.
Tips: Ulangi kata-kata sederhana dan gunakan intonasi ramah. Saat anak mulai bicara, berikan ruang untuk mengekspresikan diri.
2. Membacakan Buku Setiap Hari
Membaca buku bukan hanya menstimulasi imajinasi, tapi juga membangun kosakata dan perhatian anak. Membacakan cerita rutin mempererat bonding dan memperkenalkan struktur bahasa sejak dini.
Tips: Pilih buku bergambar dengan cerita pendek, dan libatkan anak untuk menunjuk gambar atau menebak cerita.
3. Bermain Sensori
Kegiatan seperti bermain air, pasir, adonan, atau mainan tekstur beragam merangsang sistem sensorik anak. Ini penting untuk membangun koordinasi, konsentrasi, dan kemampuan problem solving.
Tips: Gunakan bahan-bahan aman dan ajak anak menjelajahi tekstur, suhu, atau warna dengan bebas.
4. Bernyanyi dan Mendengarkan Musik
Musik bisa melatih irama, pendengaran, dan memori. Lagu-lagu anak sederhana mengajarkan konsep bahasa, berhitung, atau bagian tubuh dengan cara menyenangkan.
Tips: Ajak anak bergerak sesuai lagu, atau gunakan alat musik sederhana seperti sendok dan mangkuk.
5. Memberi Ruang untuk Eksplorasi
Biarkan anak mengeksplorasi lingkungannya: memanjat, berjalan tanpa alas, menyusun balok, atau bermain di luar rumah. Gerakan bebas melatih perkembangan motorik kasar dan kemampuan adaptasi.
Tips: Pantau anak dengan aman, tapi jangan terlalu sering melarang jika tidak membahayakan.
6. Menyediakan Waktu Bermain Bebas
Jangan merasa harus selalu “mengajar”. Bermain bebas tanpa skrip penting untuk melatih kreativitas, kemandirian, dan daya imajinasi anak.
Tips: Sediakan benda-benda sederhana seperti kardus, sendok kayu, atau kain. Lihat bagaimana anak mengubahnya jadi sesuatu yang seru.
Kesimpulan
Stimulasi otak anak tak harus rumit atau mahal. Justru, aktivitas harian yang konsisten, penuh kehangatan dan keterlibatan orang tua, adalah yang paling berdampak. Ingat, masa golden period hanya datang sekali. Yuk, maksimalkan dengan aktivitas harian yang bermakna!