Banyak ibu baru merasa panik ketika ASI tak langsung keluar atau terasa sangat sedikit setelah melahirkan. Padahal, ini adalah kondisi yang cukup umum terjadi, terutama di hari-hari awal pascapersalinan. Meski begitu, kondisi ini tetap bisa membuat ibu merasa frustrasi, lelah, dan ragu pada kemampuannya sendiri dalam menyusui.
Namun tenang, ASI yang seret bukan akhir dari segalanya. Dengan pemahaman yang tepat dan dukungan yang cukup, proses menyusui tetap bisa berjalan lancar, bahkan hingga dua tahun ke depan.
Kenapa Produksi ASI Bisa Lambat atau Sedikit?
1. Kurangnya Rangsangan di Hari-hari Awal
ASI diproduksi berdasarkan prinsip permintaan dan penawaran (supply and demand). Jika bayi belum sering menyusu atau pelekatan belum tepat, tubuh belum mendapat sinyal kuat untuk memproduksi lebih banyak ASI.
2. Stres dan Kelelahan Emosional
Melahirkan adalah proses besar yang menguras fisik dan mental. Rasa sakit, kelelahan, atau tekanan dari sekitar bisa menghambat pelepasan hormon oksitosin, hormon penting untuk pengeluaran ASI.
3. Persalinan dengan Prosedur Medis
Pada beberapa kasus, ibu yang menjalani operasi caesar atau diberi obat-obatan tertentu saat persalinan mungkin mengalami keterlambatan produksi ASI. Tubuh butuh waktu untuk memulai proses menyusui secara alami.
4. Kurangnya Pengetahuan tentang Menyusui
Banyak ibu yang belum terbiasa atau teredukasi soal posisi menyusui, tanda lapar bayi, dan manajemen ASI perah. Tanpa pengetahuan dasar ini, proses menyusui bisa terasa jauh lebih sulit dan membingungkan.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi ASI Seret?
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD sangat penting karena memberi rangsangan awal pada payudara sesaat setelah bayi lahir. Hal ini bisa memicu pelepasan hormon prolaktin dan oksitosin yang dibutuhkan untuk produksi ASI.
2. Lakukan Skin-to-Skin Contact
Kontak kulit antara ibu dan bayi tak hanya memperkuat ikatan, tapi juga membantu meningkatkan hormon menyusui secara alami.
3. Susui Bayi Sesering Mungkin
Berikan kesempatan menyusu sesering mungkin, terutama di minggu-minggu pertama. Bayi belum punya jadwal tetap, jadi frekuensi menyusu bisa sangat sering—dan itu normal.
4. Pastikan Pelekatan Sudah Benar
Pelekatan (latch-on) yang tidak tepat bisa menyebabkan bayi tidak mendapat cukup ASI dan ibu merasa sakit saat menyusui. Pastikan mulut bayi terbuka lebar dan mencakup sebagian besar areola.
5. Pompa ASI Jika Bayi Belum Menyusu Optimal
Jika bayi belum bisa menyusu langsung dengan efektif, gunakan pompa ASI secara rutin untuk tetap memberi rangsangan pada payudara.
6. Perhatikan Asupan dan Istirahat Ibu
Produksi ASI sangat dipengaruhi kondisi tubuh ibu. Pastikan ibu tetap terhidrasi, mengonsumsi makanan bernutrisi, dan mendapat waktu istirahat yang cukup, meskipun sebentar.
7. Minta Bantuan Tenaga Profesional
Jika setelah beberapa hari produksi ASI masih belum meningkat, tak ada salahnya berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk mendapat pendampingan langsung.
ASI adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan pada si kecil, tapi menyusui bukan proses yang selalu mudah—dan itu tidak apa-apa.
Yuk pelajari kunci sukses menyusui sejak masa kehamilan lewat E-Learning “Optimalkan Menyusui Si Kecil Sampai Usia 2 Tahun.” Klik di sini untuk mendaftar!