The Good Parent

Gunakan Kode Kupon JUNECARE & Dapatkan Diskon Hingga 30% Setiap Pembelian Event

Insight

/

Kenapa Penting Ajarkan Anak Mengungkapkan Emosi Sejak Dini?

May 2, 2025

Kenapa Penting Ajarkan Anak Mengungkapkan Emosi Sejak Dini?

“Sudah, jangan nangis.” “Jangan marah, nanti jelek.” Kalimat seperti ini sering terlontar tanpa disadari saat anak menunjukkan emosinya. Maksudnya mungkin baik, ingin menenangkan. Tapi ternyata, jika terlalu sering ditekan, anak justru belajar bahwa emosinya salah atau tidak boleh ditunjukkan.

Padahal, mengajarkan anak untuk mengenal dan mengungkapkan emosi sejak dini adalah bekal penting untuk kesehatan mentalnya. Anak yang mampu mengekspresikan emosinya dengan baik cenderung lebih mudah mengelola konflik, memiliki empati, dan menjalin hubungan sosial yang sehat.

Mengapa ini begitu penting? Berikut alasannya:

1. Membantu anak mengenali perasaan sendiri

Anak kecil sering merasa bingung dengan apa yang dirasakannya. Dengan mengenalkan berbagai emosi—seperti senang, sedih, marah, kecewa—anak belajar memberi nama pada perasaannya. Misalnya, “Kamu sedih ya karena mainannya rusak.” Kemampuan menamai emosi ini membantu anak memahami dirinya dan apa yang ia butuhkan.

2. Mencegah ledakan emosi

Anak yang tidak terbiasa mengungkapkan emosi cenderung menahan atau memendamnya. Akibatnya, emosi itu bisa “meledak” dalam bentuk tantrum, perilaku agresif, atau menarik diri. Dengan mengajarkan cara mengungkapkan perasaan sejak kecil, anak belajar menyalurkan emosinya dengan cara yang lebih sehat dan terkendali.

3. Membangun kemampuan komunikasi dan empati

Saat anak bisa menyampaikan perasaannya dengan kata-kata, mereka juga belajar mendengarkan dan memahami perasaan orang lain. Ini menjadi dasar untuk membangun empati dan kemampuan berkomunikasi yang baik di kemudian hari. Anak akan lebih mudah berinteraksi, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama dengan orang lain.

4. Membantu orang tua memahami kebutuhan anak

Ketika anak mampu mengungkapkan emosinya, orang tua jadi lebih mudah memahami apa yang anak rasakan dan butuhkan. Misalnya, daripada menangis tanpa sebab yang jelas, anak bisa berkata, “Aku marah karena tidak diajak main.” Dengan begitu, orang tua bisa merespons dengan lebih tepat.

5. Menyiapkan anak menghadapi tantangan di masa depan

Kemampuan mengenali dan mengungkapkan emosi adalah bagian dari keterampilan regulasi emosi. Ini menjadi bekal penting saat anak menghadapi tekanan, konflik, atau kegagalan. Anak akan lebih siap mengelola stres, tidak mudah terpuruk, dan mampu bangkit kembali.

Mengajarkan anak mengungkapkan emosi bukan berarti membiarkan anak meluapkan emosi tanpa batas, tetapi membimbingnya mengenali, menerima, dan menyalurkan emosi dengan cara yang sehat.

Karena anak yang mampu mengungkapkan emosinya dengan baik, akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, percaya diri, dan penuh empati.

Other Insight

Related Post