The Good Parent

Gunakan Kode Kupon JUNECARE & Dapatkan Diskon Hingga 30% Setiap Pembelian Event

Insight

/

Membantu Anak Menghadapi Kegagalan: Jangan Cuma Dibilang “Nggak Apa-Apa”

May 2, 2025

Membantu Anak Menghadapi Kegagalan: Jangan Cuma Dibilang “Nggak Apa-Apa”

Saat anak gagal—entah itu nilai jelek, kalah lomba, atau tidak terpilih dalam sesuatu—reaksi spontan orang tua sering kali adalah, “Nggak apa-apa, kok.” Kalimat ini memang terdengar menenangkan, tapi kadang malah membuat anak merasa perasaannya tidak valid. Padahal, kegagalan adalah momen penting untuk belajar tentang kekecewaan, bangkit, dan tumbuh lebih kuat.

Mendampingi anak menghadapi kegagalan bukan soal menghapus sedihnya, tetapi menemani prosesnya. Anak perlu belajar bahwa kecewa, sedih, atau marah adalah perasaan yang wajar. Yang terpenting, bagaimana mereka bisa melewati itu semua dengan sehat, tanpa kehilangan kepercayaan diri.

Lalu, bagaimana cara mendampingi anak saat gagal?

1. Validasi perasaan anak
Saat anak sedih atau kecewa, hindari langsung memberi nasihat atau solusi. Dengarkan dulu, lalu akui perasaannya. Misalnya, “Ibu tahu kamu sedih banget karena kalah. Itu wajar, kok.” Validasi membantu anak merasa didengar dan diterima.

2. Berikan ruang untuk mengekspresikan emosi
Biarkan anak menangis, diam, atau marah sebentar. Jangan buru-buru menyuruh berhenti. Emosi yang diterima dan diekspresikan dengan aman akan lebih mudah diproses, dibanding ditekan atau diabaikan.

3. Ajak refleksi tanpa menyalahkan
Setelah emosinya mulai reda, ajak anak melihat kegagalan ini sebagai pengalaman. Hindari kalimat seperti, “Kamu sih kurang usaha,” yang membuat anak merasa disalahkan. Lebih baik gunakan pendekatan reflektif: “Menurut kamu, apa yang bisa dilakukan lain kali?” atau “Apa yang paling sulit kemarin?”

4. Tekankan usaha, bukan hanya hasil
Bantu anak melihat bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari proses belajar. Puji usaha dan keberaniannya mencoba, bukan hanya hasil akhir. Misalnya, “Ibu bangga kamu berani ikut lomba, meski hasilnya belum sesuai harapan.”

5. Jadilah contoh dalam menghadapi kegagalan
Anak belajar banyak dari bagaimana orang tua menghadapi kegagalannya sendiri. Tunjukkan sikap terbuka, mau belajar, dan tetap berusaha meski gagal. Ceritakan juga pengalaman pribadi parents saat gagal, agar anak tahu bahwa semua orang pernah mengalami hal serupa.

Menghadapi kegagalan memang tidak mudah, apalagi untuk anak. Tapi dengan pendampingan yang penuh empati, anak akan belajar bahwa kegagalan bukan sesuatu yang memalukan, melainkan kesempatan untuk tumbuh lebih kuat.

Karena tugas orang tua bukan menghindarkan anak dari kecewa, tetapi menyiapkan anak agar mampu bangkit setiap kali jatuh.

Other Insight

Related Post