Bagi banyak ibu baru, menyusui menjadi momen yang sangat dinantikan. Namun, bagaimana jika setelah melahirkan, ASI tidak juga keluar? Tenang, Bunda. Kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi, terutama pada 1–3 hari pertama setelah persalinan. Meski wajar, tetap penting memahami penyebabnya dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk merangsang produksi ASI.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Kenapa ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan?
ASI Pertama Memang Sedikit
Perlu diketahui, produksi ASI pertama berupa kolostrum, yaitu cairan berwarna kuning keemasan yang keluar dalam jumlah sangat sedikit. Meski sedikit, kolostrum sangat kaya akan antibodi dan nutrisi penting untuk bayi. Jadi, jangan khawatir jika payudara terasa “tidak penuh” atau ASI terlihat sedikit di awal.Pengaruh Persalinan dan Kondisi Medis
Beberapa kondisi saat persalinan, seperti persalinan lama, penggunaan obat-obatan tertentu, atau operasi caesar, dapat memengaruhi kecepatan ASI keluar. Selain itu, faktor medis seperti diabetes, hipertensi, atau masalah hormonal juga bisa memperlambat produksi ASI.Stres dan Kelelahan
Tidak sedikit ibu yang merasa cemas atau stres ketika ASI belum keluar. Padahal, stres justru dapat menghambat hormon oksitosin yang berperan dalam pengeluaran ASI. Ditambah lagi kelelahan setelah persalinan membuat tubuh butuh lebih banyak waktu untuk pulih.Kurang Stimulasi Menyusui
Semakin sering bayi menyusu atau payudara distimulasi, semakin cepat produksi ASI meningkat. Jika bayi jarang menyusu atau penggunaan dot lebih sering dibandingkan langsung ke payudara, produksi ASI bisa terhambat.
Apa yang Bisa Dilakukan Jika ASI Tidak Keluar?
Meski membuat cemas, kondisi ini umumnya bersifat sementara. Berikut beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk membantu memperlancar keluarnya ASI:
Tetap susui bayi sesering mungkin
Semakin sering Bunda menyusui (atau memompa), semakin kuat sinyal ke otak untuk memproduksi ASI. Usahakan tetap menyusui setiap 2–3 jam, meski ASI terasa sedikit. Kontak kulit ke kulit dengan bayi juga dapat membantu meningkatkan hormon oksitosin.
Pastikan perlekatan bayi sudah benar
Perlekatan yang kurang tepat bisa membuat bayi sulit mengisap ASI dan payudara tidak terstimulasi optimal. Jika ragu, Bunda bisa meminta bantuan konselor laktasi atau bidan untuk memastikan posisi dan perlekatan bayi sudah sesuai.
Coba pijat payudara dengan lembut
Pijat payudara secara lembut dapat membantu melancarkan aliran ASI. Gunakan teknik pijat memutar atau pijatan dari arah luar menuju puting. Bisa juga dikombinasikan dengan kompres hangat sebelum menyusui.
Perbanyak istirahat dan kelola stres
Walaupun tidak mudah, istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang sangat berpengaruh pada produksi ASI. Bunda boleh meminta dukungan pasangan atau keluarga untuk membantu mengurus kebutuhan rumah agar bisa fokus pada pemulihan.
Cukupi kebutuhan cairan dan nutrisi
Pastikan Bunda cukup minum air putih dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Makanan tinggi protein, vitamin B, zat besi, dan makanan pelancar ASI seperti daun katuk bisa menjadi pilihan.
Kapan Perlu Konsultasi ke Dokter?
Bunda disarankan berkonsultasi ke dokter atau konselor laktasi jika ASI belum juga keluar dan bayi menunjukkan tanda-tanda tidak cukup mendapat asupan, seperti jarang pipis, warna urine pekat, bibir kering, tubuh terasa lesu, atau terlihat terus mengantuk. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dan mendapatkan nutrisi yang cukup.
Jangan ragu juga untuk mencari bantuan profesional jika Bunda merasa kesulitan menyusui, payudara terasa nyeri berlebihan, atau ada luka di puting yang membuat proses menyusui terganggu.