The Good Parent

Gunakan Kode Kupon AUGUSTGIFT & Dapatkan Diskon Hingga 30% Setiap Pembelian Event

Insight

/

Dana Darurat Keluarga: Berapa Idealnya dan Cara Mengumpulkannya

August 10, 2025

Dana Darurat Keluarga: Berapa Idealnya dan Cara Mengumpulkannya

Pernah nggak sih, tiba-tiba AC rusak di tengah musim panas, atau salah satu anggota keluarga sakit dan butuh biaya mendadak? Inilah momen ketika dana darurat berperan menyelamatkan keuangan keluarga.

Tanpa dana ini, kita sering terpaksa ngutang, menguras tabungan pendidikan anak, atau bahkan menjual aset. Jadi, dana darurat bukan hanya penting — tapi wajib.

1. Berapa Dana Darurat yang Ideal?

Kebutuhan dana darurat tergantung jumlah anggota keluarga dan sumber penghasilan. Rumus umumnya:

  • Lajang: 3–6 bulan biaya hidup.

  • Pasangan tanpa anak: 6 bulan biaya hidup.

  • Keluarga dengan anak: 6–12 bulan biaya hidup.

Biaya hidup = kebutuhan pokok bulanan (makan, transportasi, listrik, cicilan, sekolah anak, dll.), bukan gaya hidup.

Contoh:
Kalau biaya hidup keluarga adalah Rp8 juta/bulan dan punya 2 anak, maka target dana darurat:
Rp8 juta x 12 bulan = Rp96 juta.

2. Cara Mengumpulkan Dana Darurat Tanpa “Tersiksa”

a. Tetapkan Target Realistis

Kalau total target terasa besar, pecah jadi tahap-tahap kecil. Misalnya, mulai dari target 3 bulan biaya hidup, lalu lanjut ke 6 bulan, baru ke 12 bulan.

b. Sisihkan di Awal, Bukan Sisa

Anggap dana darurat seperti tagihan wajib. Begitu gajian, langsung sisihkan 5–10% dari penghasilan ke rekening terpisah.

c. Gunakan Rekening Terpisah

Pakai tabungan berbeda yang mudah diakses tapi tidak terlalu “menggoda”. Contohnya: tabungan online tanpa kartu ATM.

d. Tambah dari Uang Tak Terduga

Dapat bonus kerja, THR, atau uang kaget? Sisihkan minimal setengah untuk dana darurat.

e. Cari Pemasukan Tambahan

Kalau mau cepat tercapai, coba side hustle seperti jualan online, les privat, atau freelance sesuai skill.

3. Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  • Menyamakan dana darurat dengan tabungan liburan.
    Dana darurat hanya dipakai untuk keadaan darurat, bukan untuk traveling atau beli gadget.

  • Menyimpannya dalam bentuk investasi berisiko tinggi.
    Simpan dana darurat di instrumen likuid seperti tabungan, deposito, atau reksa dana pasar uang.

  • Mengabaikan pengisian ulang.
    Kalau terpakai, isi kembali secepat mungkin.

4. Kesimpulan

Dana darurat itu seperti payung di hari hujan — nggak selalu terpakai, tapi kalau dibutuhkan bisa menyelamatkan hari.

Mulailah dari jumlah kecil, konsisten menambah, dan jangan tergoda memakainya untuk hal yang bukan darurat. Dengan begitu, keuangan keluarga lebih aman, tenang, dan siap menghadapi kejutan hidup.

Other Insight

Related Post