Bayi menangis adalah hal yang wajar — itulah cara mereka berkomunikasi. Namun, saat bayi tampak lebih sering rewel di malam hari, hal ini bisa menjadi sumber stres bagi parents. Penting untuk memahami bahwa rewelnya bayi bukan selalu tanda ada yang salah, tapi sering kali merupakan sinyal kebutuhan dasar yang belum terpenuhi.
Berikut ini 5 hal umum yang perlu parents periksa ketika bayi rewel di malam hari, dilengkapi dengan penjelasan ilmiah di baliknya:
1. Popok Basah atau Tidak Nyaman
Penjelasan: Kulit bayi sangat sensitif. Kontak terlalu lama dengan urin atau feses bisa menyebabkan iritasi dan ruam popok (diaper dermatitis), yang menimbulkan rasa perih atau gatal. Ini bisa membuat bayi tidak nyaman dan menjadi rewel.
Solusi: Ganti popok secara rutin, terutama sebelum tidur malam. Gunakan popok dengan daya serap tinggi dan oleskan salep pelindung seperti zinc oxide jika diperlukan.
2. Lapar atau Haus (Kelaparan Malam Hari / Night Feeding)
Penjelasan: Bayi, terutama usia 0–6 bulan, memiliki perut yang kecil sehingga butuh menyusu setiap 2–4 jam. Hormon prolaktin ibu juga lebih tinggi di malam hari, membuat menyusui saat malam mendukung produksi ASI. Bayi yang lapar biasanya menunjukkan tanda-tanda seperti mengisap tangan, rooting reflex (mencari puting), atau menangis tiba-tiba.
Solusi: Jika bayi belum cukup usia untuk melewati malam tanpa menyusu (biasanya di bawah 6 bulan), berikan ASI atau susu formula sesuai kebutuhannya. Jangan tunggu hingga bayi menangis histeris untuk memberinya makan.
3. Perut Kembung atau Gas (Infantile Colic / Flatulence)
Penjelasan: Kembung adalah penyebab umum tangisan bayi, terutama pada usia 2 minggu–4 bulan. Penyebabnya bisa karena udara yang tertelan saat menyusu, perkembangan sistem pencernaan yang belum sempurna, atau sensitivitas terhadap makanan tertentu (pada bayi ASI).
Solusi: Bantu bayi sendawa setelah menyusu. Lakukan pijatan lembut perut (dengan teknik I-L-U), atau gunakan posisi tengkurap sebentar di pangkuan orang tua untuk membantu pengeluaran gas.
4. Terlalu Lelah (Overtiredness)
Penjelasan: Saat bayi terlalu lelah, tubuhnya memproduksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, yang justru membuatnya sulit tidur atau terbangun lebih sering. Ini sering disalahartikan sebagai bayi “tidak mau tidur padahal sudah capek.”
Solusi: Perhatikan sleep window bayi (waktu optimal untuk mulai tidur). Gunakan rutinitas menjelang tidur seperti mandi air hangat, menyusui, atau dinyanyikan. Tidur yang cukup di siang hari juga penting untuk mencegah overtired.
5. Ingin Merasa Aman dan Dekat dengan Orang Tua (Attachment Needs)
Penjelasan: Bayi memiliki kebutuhan dasar akan kelekatan (attachment). Teori dari John Bowlby menyebutkan bahwa kedekatan fisik dan emosional dengan orang tua adalah fondasi utama perkembangan emosional bayi. Saat malam dan suasana gelap, bayi bisa merasa cemas dan butuh kehadiran fisik sebagai sumber kenyamanan.
Solusi: Responsiflah terhadap tangisan bayi. Gendong, peluk, atau usap lembut agar ia merasa aman. Ini bukan memanjakan, tapi cara bayi belajar bahwa dunia adalah tempat yang aman.
Kapan Harus Waspada?
Jika tangisan malam hari disertai gejala seperti:
Demam
Menolak menyusu
Perubahan perilaku ekstrem
Tanda dehidrasi (popok kering, mulut kering, lesu)
Segera konsultasikan ke dokter karena bisa jadi merupakan tanda infeksi atau kondisi medis lain.
Bila Parents ingin tahu lebih dalam soal merawat bayi baru lahir, termasuk memahami sinyal-sinyalnya dan bagaimana merespons dengan tepat, yuk ikuti e-learning “Merawat Bayi dengan Sentuhan Lembut dan Kasih Sayang” dari The Good Parent dengan klik di sini!